
Tanggal 30 Apr 2025

Jam: 00:28:37

Total pengunjung: 304
Kisah Malaikat Menenggelamkan Kapal

(gambar ini hanya ilustrasi saja)
Allah swt bertanya kepada Malaikat pencabut
nyawa, Izrail, "Apakah engkau kasihan terhadap
hamba-hambaKu ketika mencabut nyawanya?"
Malaikat Izrail mejawab, "Ya allah, sepanjang
masa, aku merasa kasihan kepada hamba-hambaMu.
Aku pergi ke sebuah rumah dan harus mencabut nyawa sang ayah dari rumah itu. Sementara
anaknya masih balita. Aku merasa kasihan kepada
mereka. Terkadang aku harus mencabut nyawa
seorang pemudah di hadapan ayah dan ibunya.
Mereka sangat mencintai pemuda itu. Aku merasa
kasihan kepada mereka. Ketika aku hendak mencabut nyawa seorang ibu, anak-anaknya yang masih kecil
berkumpul dan menangis mengelilinginya. Kematian
ibu itu menyebabkan anak-anak kecil itu menjadi
yatim. Tapi, apa yang bisa kulakukan di hadapan
perintahMu. Jadi, aku merasa kasihan terhadap
semua mahkukMu." Allah swt bertanya kepada malaikat Izrail,
"Siapakah di antara hamba-hamba-Ku yang lebih
engkau kasihani?"
Malaikat Izrail menjawab, "Ketika sebuah kapal
berlayar di tengah lautan. Engkau memerintahkanku
untuk menenggelamkan kapal itu, kecuaili seorang wanita dan bayinya yang baru lahir. Engkau
memerintahkanku agar membiarkan mereka berdua
tetap hidup. Wanita itu meletakkan bayinya di
dalam secarik kain. Kemudian Engkau perintahkan
aku untuk mencabut nyawa wanita itu. Bayi itu
tinggal sendirian. Aku merasa kasihan pada bayi itu. Ombak lautan mengguncang bayi itu kesana-kemari.
Hatiku sangat iba padanya" Allah swt bertanya kepada Izrail, "Wahai Izrail,
apakah engkau tahu apa yang Aku lakukan terhadap
bayi itu? Aku perintahkan ombak lautan untuk
membawa bayi itu menuju sebuah pulau yang air
dan udaranya bersih. Aku perintahkan angin untuk
tidak mengguncang bati itu. Aku perintahkan awan untuk tidak menurunkan hujan. Aku perintahkan
matahari untuk tidak membakar bayi itu dengan
panas teriknya. Di suatu pulau, seekor harimau
melahirkan anaknya. Aku perintahkan harimau itu
untuk menyusui bayi manusia itu. Harimau
menyusui bayi itu hingga ia tumbuh besar dan menjadi anak yang pemberani."
Ketika anak itu dewasa, sebuah kapal melewati
pulau itu. Aku jadikan penumpang kapal itu
mencintai anak itu. Mereka pun mengambilnya dan
membawanya ke kota. Wahai Izrail, dengan
berjalannya waktu dan upaya yang gigih, anak itu akhirnya menjadi raja. Ketika dia menunjukkan
permusuhan denganKu, Aku mengutus Ibrahim
menjadi Nabi supaya dia (Nabi Ibrahim)
mengenalkan padanya tentang-Ku. Akan tetapi raja
yang bernama Namrud itu malah berkata, "Aku
adalah tuhan di bumi dan aku menyatakan perang kepada Tuhan langit."
"Namrud membuat sebuah kotak dan mengikatkannya
pada kaki empat ekor burung rajawali. Namrud
membiarkan rajawali itu kelaparan selama beberapa
masa dan kemudian memberinya makan sekerat
daging. Lalu Namrud duduk di dalam kotak dan membiarkan rajawali itu terbang ke langit. Di
tangannya Namrud memegang busur dan anak
panah. Setelah terbang tinggi, Namrud melepaskan
anak panah ke arah langit. Aku memerintahkan
Jibril mengambil seekor ikan laut untuk dijadikan
sasaran panah Namrud." "Malaikat Jibril bertanya pada-Ku, 'Ya Allah,
Namrud datang untuk memerangi-Mu, Mengapa
Engkau melimpahkan rahmat dan kasih sayang
seperti ini kepadanya?'
"Kami (Allah) berfriman pada Jibril, Wahai dia
(Namrud) datang untuk memerangi-Ku, tapi Kami tidak memeranginya. Apapun yang dilakukannya dia
tetap hamba Kami. Dan jika dia datang kepada
Kami dengan sebuah harapan, maka Kami tidak
akan memupuskan harapannya."